Jerman Blokir Penjualan Eurofighter ke Turki


BLOG NGEHULENG ID - Pada April 2025, pemerintah Jerman menghentikan pengiriman sekitar 30 jet Eurofighter Typhoon ke Turki setelah penahanan Walikota Istanbul Ekrem İmamoğlu atas tuduhan korupsi, yang Berlin nilai sebagai “serangan terhadap demokrasi Turki”. 


Keputusan ini, yang membutuhkan persetujuan semua negara produsen Eurofighter (Jerman, Inggris, Italia, Spanyol), memicu ketegangan baru dalam hubungan bilateral dan menguji dinamika politik dalam aliansi NATO.

Latar Belakang Sengketa

Kasus Penahanan Ekrem İmamoğlu

Pada 23 Maret 2025, eksekutif Turki menahan Ekrem İmamoğlu walikota Istanbul dan calon oposisi utama atas tuduhan korupsi yang banyak dianggap bermotif politik. Penahanan ini memicu gelombang protes terbesar di Turki sejak 2013, dengan ribuan demonstran turun ke jalan menuntut keadilan dan perlindungan demokrasi.

Dampak Awal pada Hubungan Bilateral

Jerman, menilai tindakan tersebut sebagai “pukulan terhadap demokrasi Turki”, mulai mempertimbangkan langkah-langkah sanksi yang lebih tegas terhadap Ankara. Salah satu langkah paling signifikan adalah menahan lisensi ekspor senjata, khususnya jet tempur Eurofighter.

Keputusan Pemerintah Jerman

Alasan Politik dan Demokrasi

Menurut laporan Handelsblatt, blokade ekspor sekitar 36 Eurofighter Typhoon ini dilatarbelakangi oleh penahanan İmamoğlu, yang dipandang Berlin sebagai pelanggaran prinsip demokrasi dan hak asasi manusia. Dalam diskusi internal, pemerintah koalisi SPD Hijau sepakat bahwa menunda transaksi militer adalah respons yang tepat atas situasi politik di Turki.

Mekanisme Konsensus Konsorsium

Eurofighter adalah proyek bersama yang melibatkan Jerman, Inggris, Italia, dan Spanyol. Setiap permintaan ekspor memerlukan persetujuan bulat dari semua mitra. Dengan Jerman menunda lisensi, proses persetujuan terhenti, sehingga seluruh paket 40 jet (20 Tranche 1 dan 20 Tranche 4) dinyatakan tertunda.

Reaksi dan Implikasi

Respons Pemerintah Turki

Ankara mengecam keputusan Jerman sebagai “campur tangan politik” dan menyatakan akan mengejar opsi lain untuk memenuhi kebutuhan modernisasi angkatan udaranya. Presiden Erdoğan menegaskan bahwa Turki tetap berkomitmen pada NATO dan akan mencari pemasok alternatif jika diperlukan.

Dukungan Inggris dan Spanyol

Meski Jerman memblokir, inggris telah menyetujui penjualan 20 jet Tranche 1 dan Spanyol 20 Tranche 4. London bahkan berjanji membantu melobi rekan Jerman agar meninjau ulang keputusan tersebut, dengan alasan pentingnya dukungan militer Turki dalam aliansi NATO. Namun hingga kini, upaya diplomatik tersebut belum menghasilkan perubahan.

Poin Penting

Blokade ekspor Eurofighter ini menunjukkan bagaimana isu demokrasi dan HAM kini menjadi faktor penentu dalam kebijakan ekspor senjata Jerman. Ke depan, konflik ini dapat mempengaruhi kerjasama militer NATO dan memacu Turki mencari alternatif domestik atau dari produsen non-Eropa. Sementara itu, keputusan Jerman mempertegas posisinya sebagai negara yang memprioritaskan nilai demokrasi dalam hubungan luar negeri.


Langkah Jerman memblokir penjualan jet tempur Eurofighter ke Turki menegaskan pentingnya prinsip demokrasi dalam kebijakan ekspor militer. Dengan persetujuan konsorsium Eurofighter tergantung bulat, keputusan ini menunda ambisi Ankara untuk memperbarui armada udaranya dan membuka ruang bagi diplomasi lanjutan antara mitra NATO.

LihatTutupKomentar